adopt your own virtual pet!

contact person

Rabu, 12 November 2014

kutipan buku




IRONI PROFESI GURU
Tidak memiliki bekal yang cukup tentang seluk beluk mekanisme bekerjanya otak, sebagian besar guru tidak mampu menyelaraskan proses pembellajaran yang dilakukan dengan cara bekerjanya otak murid-muridnya. Akibatnya pun bermacam-macam, seperti:
1.      Pembelajaran yang cenderung monoton dan membosankan
2.      Guru yang tidak mampu menggali bakat dan potensi murid,
3.      Guru yang lebih sering marah ketimbang sabar saat menghadapi murid yang dianggap nakal dan bodoh.
4.      Model pembelajaran yang hanya terfokur pada pengembangan kecakapan akademis semata dan melupakan kecakapan hidup lain.
Dengan kondisi semacam itu, maka berbagai hambatan pembelajaran yang muncul dalam proses belajar mengajar pun sulit untuk dijinakan. Kalau pun ada usaha untuk menjinakan maka yang dilakukannya tidak sesuai dengan maunya otak.
Melalui guru yang hebat, berhasil menjadi institusi pendidikan yang memperdayakan sekaligus membahagiakan anak didiknya. Sekolah semacam ini bukan sekadar mengejar pencapaian pembelajaran kognitif, namun juga mengembangkan pembelajaran afektif. Sayangnya, tidak banyak sekolah yang memiliki guru hebat sepeti itu. Padahal guru yang hebat berpotensi besar menghasilkan murid yang dahsyat.
Membangun sekolah hakikatnya, adalah membangun keunggulan sumberdaya manusia. Sayangnya, banyak sekolah yang sadar atau tidak, malah membunuh banyak potensi siswa-siswa didiknya. Sebab, banyak sekali sekolah dinegeri ini yang berpredikat ‘sekolah robot’ mulai dari proses pembelajaran, target keberhasilan sekolah, sampai pada sistem penilaiannya. Kalau sudah seperti ini, sekolah bukannya mengembangkan potensi anak didik, melainkan justru mengerdilkannya.
Mengembangkan potensi anak didik sama artinya dengan menempatkan para siswa sebagai manusia yang utuh. Yakni manusia yang di dalamnya tersimpan potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Konsekuensinya adalah ketiga potensi tersebut harus mendapatkan sentuhan yang proporsional, agar kelak pada kemudian hari anak didik tersebut mampu tumbuh dan berkembang sebagai manusia seutuhnya.
OTAK ANDA DAN MURID-MURID ANDA
Otak manusia memiliki tiga fungsi : (1) fungsi rasional logis, (2) fungsi emosional intuitif, dan (3) fungsi spiritual. Ketiga fungsi inilah yang memungkinkan otak untuk menjadi penentu kualitas diri manusia. Sementara oragan tubuh manusia lainnya tidak memiliki ketiga fungsi tersebut.
OTAK PRIA DAN OTAK WANITA
Minat anak laki-laki dan anak perempuan pada masa kanak-kanak, pubertas, dan dewasa menunjukan perbedaan yang nyata. Pada masa kanak-kanak, anak laki-laki memiliki minat yang besar pada kemenangannya, gerakan, pengejaran benda, permainan eksplorasi dan kasar dengan sesama laki-laki. Sedangkan anak perempuan memiliki minat yang besar pada aktivitas bermain dan bersenang-senang dengan sesama perempuan, bukan dengan anak laki-laki.
Sementara pada masa pubertas, anak perempuan lebih berminat daya tarik seksual, sangat tertarik pada cinta, dan cenderung menghindari orng tua. Sedang anak laki-laki lebih berminat pada penguasaan wilayah, interaksi sosial, fantasi seksual, mulai tidur lebih malam dan bangun lebih siang, serta menantang otoritas.
Dengan memahami hal itu, maka kita bisa lebih menerima jika ekspresi murid laki-laki kita memang berbeda dengan ekspresi murid perempuan. Sehingga kita tidak perlu pusing jika menyaksikan murid kali-lakilebih banyak bertingkah dibanding murid perempuan. Juga tidak perlu kaget ketika menyaksikan murid perempuan kita mulai suka bersolek saat memasuki masa pubertas.
Dan ketika mereka sampai pada masa dewasa, minat mereka pun ternyata juga berbeda. Laki-laki dewasa lebih mencurahkan perhatian pada pekerjaan, karier, dan uang. Sedang perempuan dewasa lebih banyak memusatkan perhatian mereka pada menemukan pasangan hidup, cinta dan kasih sayang maupun penghargaan.
OTAK KIRI DAN OTAK KANAN
Proses berpikir otak kiri bersifat logis, sekuensisial, linier dan rasional. Artinya serba urut dan teratur. Cara berpikir otak kiri sesuai ntuk tugas-tugas ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi, auditorial, menempatkan detail dan fakta. Fonetik, serta simbolisme.
Berbeda dengan otak kiri, otak kanan kita dan murid-murid kita memiliki cara berpikir yang bersifat acak, tidak teratur, untuitif dan holistik. Cara berpikir sesuai dengan cara-cara untuk mengetahui hal-hal yang bersifat nonverbal, seperti perasaan dan emosi, pengenalan bentuk dan pola, musik dan seni, kepekaan warna, serta kreativitas dan visualisasi.
Penting untuk anda ketahui bahwa kedua belah otak itu harus berfungsi secara seimbang. Belajar akan terasa mudah bagi kita, kalau kita mau memilih untuk menggunakan bagian otak yang diperlukan dalam setiap aktivits yang sedang kita kerjakan. Begitu pula dengan murid-murid kita.
Kelas pembelajaran kita harus dirubah, jika anda selama ini jarang memberikan nutrisi pada otak kanan muri anda, sekaranglah saatnya anda berikan. Musik, estetikaa dan seni perlu anda masukan ke dalam pengalaman belajar murid-murid anda. Untuk menimbulkan emosi positif pada diri mereka. Ini sungguh penting. Sebab emosi positif ternyata mampu meningkatkan kekuatan otak, keberhasilan, dan kehormatan diri.
OTAK DAN PIKIRAN
Mendeteksi makanan dan minuman otak atau pikiran :
1.      Makanandan minuman yang masuk ke otak atau pikiran bersifat abstrak dan sangat halus, karena abstrak dan hallus ini maka jadi sulit dideteksinya.
2.      Memakan atau meminum yang masuk ke otak atau pikiran kita tiak pernah menyadarinya.
3.      Otak atau pikiran Mengkonsumsi makanan dan minuman setiap saat. Dalam sehari rata-rata otak atau pikiran tidak kurang dari 150.000 kali.
4.      Makanan dan minuman yang masuk ke otak atau pikiran tak ada seorang pun yang bisa membantunya, hanya anda sendiri lah yang bisa mengontrolnya.
Jelas sekarang, bahwa makanan dan minuman yang masuk ke oak atau pikiran anda itulahh yang akan berdampak pada perasaan ataua suasana hati anda. Begitu pula yang di alami oleh murid-murid anda. Anda memasukan makanan dan minuman yang tidak menyehatkan ke dalam otak atau pikiran mereka (seperti kata-kata negatif, tatapan mata sinis, raut muka kebencian, atau sikap dan perilaku tak bersahabat), maka hampir bisa dipastikan perasaan atau suasana hati murid-murid anda menjadi tidal nyaman. Dan ingat, kalau sampai ini terjadi, jangan harap pembelajaran akan menjadi efektif.
Dengan demikian menghadapi beragam murid yang tingkat kecerdasan sikap dan perilakunyan juga bermacam-macam, anda tidak perlu mengembangkan pikiran negatif. Sikapilah kondisi tersebut secara positif.
OTAK DAN BELAJAR
Otak manusia memiliki kemampuan belajar lima versi :
1.      Versi emosional. Dalam versi ini otak anda murid-murid anda mempelajari hal-hal yang berkait dengan hasrat (passion). Karena berkaitan dengan hasrat, maka pembelajaran yang anda desain haruslah menarik dan memotivasi. Disini anda bertindak sebagai mentor bagi para murid dengan :
a.       Menunjukan antusiasme yang tulus kepada siswa
b.      Membantu siswa menemukan hasrat untuk belajar
c.       Membimbing siswa mewujudkan target pribadi yang masuk akal
d.      Mendukung siswa dalam upaya menjadi apa pun yang bisa mereka capai
2.      Versi sosial. Dalam versi ini otak anda dan murid-murid anda mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan interaksi sosial. Karena berkait dengan interaksi sosial, maka pembelajaran yang anda rancang harus mampu menciptakan keakraban. Disini anda berkedudukan sebagai mitra (partner) bagi para murid dengan :
a.       Berkolaborasi dengan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang nyata
b.      Membantu siswa meningkatkan toleransi terhadap perbedaan
c.       Membimbing siswa untuk fokus pada kelebihan ketimbang kelemahan pribadi
3.      Versi kognitif.dalam versi ini otak anda dan murid-murid anda mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan pengembangan rasio dan logika. Karena berkait dengan pengembangan rasio dan logika, maka pembelajaran yang harus anda rancang adalah pembelajaran yang memberikan inspirasi. Di sini anda berkedudukan sebagai fasilitator bagi murid-murid anda dengan :
a.       Mempelajari aktivitas membaca, menulis, berhitung dan aktivitas pengambangan kecakapan akademis lainnya
b.      Membantu siswa menemukan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang mereka hadapi
c.       Membimbing siswa untuk memahami dan mengerti atas berbagai fenomena di sekeliling mereka
4.      Versi fisik.dalam versi ini otak anda dan murid-murid anda mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas fisik. Karena berkait dengan aktivitas fisik, maka pembelajaran yang harus anda siapkan adalah pembelajaran yang energik dan dinamis. Di sisni anda berkedudukan sebagai pelatih bagi murid-murid anda dengan :
a.       Melakukan aktivitas pembelajaran yang melibatkan fisik/jasmani
b.      Membantu siswa menyiapkan sendiri bahan-bahan pelajaran yang mereka butuhkan
c.       Membimbing siswa untuk gemar bereksperimen dan berpetualang
5.      Versi refleksi. Versi ini otak anda dan murid-murid anda mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan eksistensi diri. Karena berkait dengan eksistensi diri, maka pembelajaran yang harus anda siapkan adalah pembelajaran yang imajinatif. Di sisni anda berkedudukan sebagai pencari baakat bagi murid-murid anda dengan :
a.       Mengelabirasi modalitas belajar dan kecerdasan majemuk siswa
b.      Membantu siswa mengingat kembali pengalaman-pengalaman positif dan prestatif
c.       Membimbing siswa mengenali lebih lanjut jauh siapa dirinya
d.      Mendukung siswa dalam upaya menciptakan visi hidupnya
OTAK DAN MODALITAS
Setiap orang memiliki modalitas belajar yang berbeda-beda. Ada yang menonjol visualnya (belajar dengan melihat), ada yang menonjol auditorinya (belajar dengan mendengar), dan ada pula yang menonjol kinestetiknya (belajar dengan bergerak).
Semua modalitas belajar itu juga dimiliki oleh murid-murid anda. Mereka menerima materi pembelajaran dari anda dengan cara yang berbeda. Karena itu, menggunaakn metode pembelajaran yang variatif, diyakini oleh para ahli akan melahirkan hasil belajar yang lebih baik.
Jika kita memahami dengan benar bagaimana otak manusia bekerja, sangat penting artinya bagi proses pembelajaran yang kita lakukan. Kalau selama ini anda sering mengalami kesulitan dalam menciptakan suasana pembelajaran yang asyik, nyaman, dan menyenangkan itu sama sekali bukan karena anda tidak berbakat. Bukan anda tidak mampu. Tapi semata-mata karena bekal pemahaman anda tentang otak belumlah memadai.


NILAI AKADEMIS BUKAN SEGALANYA
Kepintaran atau kecerdasan akademis, yang sering menggunakan parameter nilai atau indeks prestasi, sekali lagi bukanlah segalanya. Setelah tidak sekolah alias bekerja, nilai-nilai tadi sama sekali tidak ada gunanya. Karena nilai itu memang tidak penting. Yang sesungguhnya terus berguna bagi kita tidak lain adalah penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan dan kematangan pribadi. Bukan angka atau nilai.
Karena itu, mulai saat ini anda sudah tidak boleh lagi menjadikan nilai atau indeksprestasi sebagai satu-satunya ukuran penilaian terhadap keberhasilan seorang murid.
KECERDASAN KONVENSIONAL VERSUS KECERDASAN SUKSES
Anak pertama disebut memiliki kecerdasan konvensional, sedangkan anak kedua memiliki kecerdasan sukses. Kecerdasan konvensional adlah kecerdasan akademis, sedangkan kecerdasan sukses yaitu sekumpulan kemampuan terpadu yang dibutuhkan seseorang untuk mencapai kesuksesan itu, dalam konten sosio-kultural.
Orang orang yang memiliki kecerdasan sukses adalah orang-orang yang mengenali kekuatan-kekuatannya, dan dalam waktu yang sama mampu mengenali jalan atau cara untuk memperbaiki atau mereduksi kelemahan-kelemahannya tersebut.
Selain itu, orang-orang yang cerdas dan sukses juga berkemampuan menyesuaikan diri, membentuk, dan memilih lingkungan dengan menggunakan keseimbangan antara kemampuan analitis, kreatif dan praktis. Kemampuan analitis digunakan pada saat orang menganalisis, mengevaluasi, membandingkan dan membedakan. Kemampuan kreatif digunakan pada saat orang membuat, menciptakan, atau menemukan. Sedangakkn kemampuan praktis digunakan pada saat orang mempraktikan, menerapkan, atau menggunakan apa yang telah ia pelajari.
KECERDASAN KONVENSIONAL VERSUS KECERDASAN MAJEMUK
Setiap orang sesungguhnya memiliki karunia tuhan berupa kecerdasan majemuk (multiple intelligence). Selain kecerdasan logis matematis (yang selama ini diidentikan dengan kepandaian), setiap orang juga memiliki kecerdasan fisik, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal dan kecerdasan maturalis.
Kareni itu, sebagai guru anda tidakboleh terburu-buru menjatuhkan vonis bahwa anak yang tidak menguasai matematika berarti bodoh. Atau anak IPA lebih pintar daripada anak IPS. Atau anak yang nilai rapornya pas pasan berarti tidak bisa bersaing, sehingga masa depannya suram. Jangan pernah anda lakukan itu. Tetaplah sebagai guru, tidak perlu mencoba-coba jadi dukun atau paranormal.
WACANA PRESTASI AKADEMIK VERSUS WACANA PERKEMBANGAN MANUSIA
Situasi pendidikan seperti yang kita rasakan sampai saat ini sebenarnya merupakan akibat dari berkembangnya wacana prestasi akademik yang telah melanda dunia sejak diciptakannya tks kecerdasan (tes IQ) oleh alfred Binet 1905. Menurut Thomas Armstrong banyak konsekuensi negatif, yaitu :
1.      Wacana prestasi akademik mengabaikan bidang-bidang tertentu dalam kurikulum yang sebenarnya merupakan bagian dari pendidikan utuh yang di perlukan siswa guna meraih keberhasilan dan pemenuhan dalam hidup.’’Karena fokus prestasi akademik utamanya hanya pada mata pelajaran akademik inti (membaca, menulis, matematika dan sains) maka bagian kurikulum yang di anggap sebelah mata (seni, musik, olahraga dan sebagainya) cenderung diabaikan.
2.      Wacana prestasi akademik mendorong pengajaran sebatas pada persiapan menghadapi ujian. Karena tes prestasi dijadikan tolak ukur satu-satunya atau faktor utama bagi perkembangan siswa dan sekolah, pendidik akhirnya mengahadapi ujian dan menjauh daru tujuan utama pembelajaran itu sendiri.
3.      Wacana prestasi akademik mendorong para murid menyontek dan menjiplak.
Tugas guru bukablah menyiapkan para murid agar nilainya bagus dan lulus ujian. Tetapi menyiapkan mereka agar menguasai ilmu pengetahuan. Keterampilan dan kematangan pribadi yang dibutuhkan untuk meraih keselamatan dan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat, selama mereka berada di lingkungan sekolah.
PEMBELAJARAN DAN PEMBENTUKAN KARAKTER
Strategi mikro pembentukan karakter atau budi pekerti di tingkat sekolah meliputi KBM (kegiatan belajar mengajar) di kelas, budaya sekolah (kegiatan/aktivitas keseharian di sekolah), dirumah dan masyarakat, harus berjalan secara stimultan dan sinergis. Karena itu, saya menerjemahklan senua itu dalam langkah-langkah implementasi berikut ini.
Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, seorang guru selain menjalankan tugas pokok dan fungsi atau tupoksinya, selain tentunya menjadi teladan bagi murid-muridnya. Tugas ini sejalan dengan istilah guru itu digugu dan ditiru. Disamping itu guru juga senantiasa membentuk ABC-nya, attitude  (sikap), belief (keyakinan), dan commitmen (komitmen), melalui pembelajaran yang menjunjung tinggi harkat dan martabat sebagai manusia yang memiliki keunikannya masing-masing.
Kegiatan ekstrakurikuler juga berpotensi membentuk karakter positif murid, jika diselenggarakan dengan sungguh-sungguh. Sebab banyak kegiatan ekstrakurikuler yang mampu membentuk sportivitas, etika, estetika, kerja sama, perasaan senasib, dan lain-lain. Karena itu, kegiatan tidakboleh lagi dilaksanakan asal-asalan atau setengah hati. Dan penghargaan sekolah terhadap prestasi murid di bidang ini juga harus berimbang dengan mereka yang berprestasi secara akademik.

MENJADI GURU YANG LEBIH MANUSIAWI
Guru saatnya berubah menjadi lebih baik lagi dan keluar dari belenggu zona nyaman yang telah membelenggu anda bertahun-tahun.
MODEL QUANTUM TEACHING
Seorang guru harus meraih sepenuhnya hak mengajarnya karena murid telah memberikannya secara sukarela kepadanya.
Pertama, bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita kedalam dunia mereka. Kaidah ini memberikan petunjuk kepada kita bahwa sebelum kita mengajar, kita harus bisa diterima dengan baik oleh murid-murid kita.
Kedua, pembelajaran model ini merupakan perpaduan dari berbagai pendekatan teori pendidikan. Dengan begitu pembelajaran ini bisa membantu anda untuk menciptakan suasana pembelajaran yang segar, aktratif, dan menyenangkan.
MODEL PERKEMBANGAN MANUSIA
Pertama, menjadi manusia seutuhnya adalah bagian terpenting dari belajar. Ini sesuai dengan makna kata pendidikan yang berasal dari bahasa latin educare artinya untuk memajukan.
Kedua, mengukur pertumbuhan pembelajaran di tengah pengalaman belajar itu sendiri. Artinya, yang terpenting dalam mengevaluasi belajar para murid bukan terletak pada hasil.
Ketiga, wacana perkembangan manusia lebih menyulai kurikulum yang lebih fleksibel, dibuat untuk individu dan yang memberi murid pilihan bermakna.
Keempat, metode penilaian kemajuan murid lebih menekankan pada penilaian ipsatif. Artinya, kemajuan belajar seorang murid tidak lagi di bandingkan dengan murid lainnya, atau standar normatif tertentu, tetapi dengan dirinya sendiri pada masa yang lalu.
MODEL SEKOLAH DAN GURUNYA MANUSIA
Sekolah manusia adalah sekolah yang menghargai berbagai kecerdasan murid. Ada beberapa prinsisp yang perlu dilaksanakan untuk menjadikan sekolah sebagai berikut:
1.      Prinsip ‘religion and character building’.
2.      Prinsip ‘agent of change’
3.      Prinsip ‘the best process’
4.      Prinsip ‘the best teacher’
5.      Prinsip ‘active learning’
6.      Prinsip ‘applied learning’
7.      Prinsip management control’
8.      Prinsip ‘multiple intelligence research’



SAATNYA GURU MENJADI AGEN PERUBAHAN
Setiap orang, dalam peran dan fungsinya masing-masing memiliki kesanggupan untuk menjadi katalisator terciptanya perubahan. Apakah itu untuk dirinya sendiri maupun untuk kepentungan pihak lain. Dan untuk menjadi katalisator perbuhan pihak lain. Dan untuk menjadi katalisator perubahan itu, kesempatan itu selalu ada. Karena setiap detik, menit jam, hari, dan seterusnya adalah kesempatan yang disediakan Tuhan bagi siapa saja yang ingin melakukan perubahan. Tak terkecuali guru.
Perubahan,khususnya yang terjadi pada diri manusia. Bisa dipilah menjadi dua kategori yaitu perubahan yang bersifat sementara dan perubahan yang bersifat permanen. Perubahan yang bersifat sementara, baisanya berhubungan dengan perasaan, sedang perubahan yang permanen umumnya berhubungan dengan perubahan pikiran. Maka bisa dipahami, jika ada orang ikut diklat atau pembelajaran yang mengaduk-ngaduk emosi, sehingga peserta sampai menangis tersedu-sedu misalnya. Dampak perubahan yang ditimbulkan saat itu memnag luar biasa. Tapi biasanya tidak berlangsung lama. Begitu ia kembali ke habitatnya,ia juga akan segera kembali ke selera asal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar