IRONI
PROFESI GURU
Tidak
memiliki bekal yang cukup tentang seluk beluk mekanisme bekerjanya otak,
sebagian besar guru tidak mampu menyelaraskan proses pembellajaran yang
dilakukan dengan cara bekerjanya otak murid-muridnya. Akibatnya pun
bermacam-macam, seperti:
1. Pembelajaran
yang cenderung monoton dan membosankan
2. Guru
yang tidak mampu menggali bakat dan potensi murid,
3. Guru
yang lebih sering marah ketimbang sabar saat menghadapi murid yang dianggap
nakal dan bodoh.
4. Model
pembelajaran yang hanya terfokur pada pengembangan kecakapan akademis semata
dan melupakan kecakapan hidup lain.
Dengan
kondisi semacam itu, maka berbagai hambatan pembelajaran yang muncul dalam
proses belajar mengajar pun sulit untuk dijinakan. Kalau pun ada usaha untuk
menjinakan maka yang dilakukannya tidak sesuai dengan maunya otak.
Melalui
guru yang hebat, berhasil menjadi institusi pendidikan yang memperdayakan
sekaligus membahagiakan anak didiknya. Sekolah semacam ini bukan sekadar
mengejar pencapaian pembelajaran kognitif, namun juga mengembangkan
pembelajaran afektif. Sayangnya, tidak banyak sekolah yang memiliki guru hebat
sepeti itu. Padahal guru yang hebat berpotensi besar menghasilkan murid yang
dahsyat.
Membangun
sekolah hakikatnya, adalah membangun keunggulan sumberdaya manusia. Sayangnya,
banyak sekolah yang sadar atau tidak, malah membunuh banyak potensi siswa-siswa
didiknya. Sebab, banyak sekali sekolah dinegeri ini yang berpredikat ‘sekolah
robot’ mulai dari proses pembelajaran, target keberhasilan sekolah, sampai pada
sistem penilaiannya. Kalau sudah seperti ini, sekolah bukannya mengembangkan
potensi anak didik, melainkan justru mengerdilkannya.
Mengembangkan
potensi anak didik sama artinya dengan menempatkan para siswa sebagai manusia
yang utuh. Yakni manusia yang di dalamnya tersimpan potensi kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Konsekuensinya adalah ketiga potensi tersebut harus
mendapatkan sentuhan yang proporsional, agar kelak pada kemudian hari anak didik
tersebut mampu tumbuh dan berkembang sebagai manusia seutuhnya.
OTAK
ANDA DAN MURID-MURID ANDA
Otak
manusia memiliki tiga fungsi : (1) fungsi rasional logis, (2) fungsi emosional
intuitif, dan (3) fungsi spiritual. Ketiga fungsi inilah yang memungkinkan otak
untuk menjadi penentu kualitas diri manusia. Sementara oragan tubuh manusia
lainnya tidak memiliki ketiga fungsi tersebut.
OTAK
PRIA DAN OTAK WANITA
Minat
anak laki-laki dan anak perempuan pada masa kanak-kanak, pubertas, dan dewasa
menunjukan perbedaan yang nyata. Pada masa kanak-kanak, anak laki-laki memiliki
minat yang besar pada kemenangannya, gerakan, pengejaran benda, permainan
eksplorasi dan kasar dengan sesama laki-laki. Sedangkan anak perempuan memiliki
minat yang besar pada aktivitas bermain dan bersenang-senang dengan sesama
perempuan, bukan dengan anak laki-laki.
Sementara
pada masa pubertas, anak perempuan lebih berminat daya tarik seksual, sangat
tertarik pada cinta, dan cenderung menghindari orng tua. Sedang anak laki-laki
lebih berminat pada penguasaan wilayah, interaksi sosial, fantasi seksual,
mulai tidur lebih malam dan bangun lebih siang, serta menantang otoritas.
Dengan
memahami hal itu, maka kita bisa lebih menerima jika ekspresi murid laki-laki
kita memang berbeda dengan ekspresi murid perempuan. Sehingga kita tidak perlu
pusing jika menyaksikan murid kali-lakilebih banyak bertingkah dibanding murid
perempuan. Juga tidak perlu kaget ketika menyaksikan murid perempuan kita mulai
suka bersolek saat memasuki masa pubertas.
Dan
ketika mereka sampai pada masa dewasa, minat mereka pun ternyata juga berbeda.
Laki-laki dewasa lebih mencurahkan perhatian pada pekerjaan, karier, dan uang.
Sedang perempuan dewasa lebih banyak memusatkan perhatian mereka pada menemukan
pasangan hidup, cinta dan kasih sayang maupun penghargaan.
OTAK
KIRI DAN OTAK KANAN
Proses
berpikir otak kiri bersifat logis, sekuensisial, linier dan rasional. Artinya
serba urut dan teratur. Cara berpikir otak kiri sesuai ntuk tugas-tugas
ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi, auditorial, menempatkan detail dan
fakta. Fonetik, serta simbolisme.
Berbeda
dengan otak kiri, otak kanan kita dan murid-murid kita memiliki cara berpikir
yang bersifat acak, tidak teratur, untuitif dan holistik. Cara berpikir sesuai
dengan cara-cara untuk mengetahui hal-hal yang bersifat nonverbal, seperti
perasaan dan emosi, pengenalan bentuk dan pola, musik dan seni, kepekaan warna,
serta kreativitas dan visualisasi.
Penting
untuk anda ketahui bahwa kedua belah otak itu harus berfungsi secara seimbang.
Belajar akan terasa mudah bagi kita, kalau kita mau memilih untuk menggunakan
bagian otak yang diperlukan dalam setiap aktivits yang sedang kita kerjakan.
Begitu pula dengan murid-murid kita.
Kelas
pembelajaran kita harus dirubah, jika anda selama ini jarang memberikan nutrisi
pada otak kanan muri anda, sekaranglah saatnya anda berikan. Musik, estetikaa
dan seni perlu anda masukan ke dalam pengalaman belajar murid-murid anda. Untuk
menimbulkan emosi positif pada diri mereka. Ini sungguh penting. Sebab emosi
positif ternyata mampu meningkatkan kekuatan otak, keberhasilan, dan kehormatan
diri.
OTAK
DAN PIKIRAN
Mendeteksi
makanan dan minuman otak atau pikiran :
1. Makanandan
minuman yang masuk ke otak atau pikiran bersifat abstrak dan sangat halus,
karena abstrak dan hallus ini maka jadi sulit dideteksinya.
2. Memakan
atau meminum yang masuk ke otak atau pikiran kita tiak pernah menyadarinya.
3. Otak
atau pikiran Mengkonsumsi makanan dan minuman setiap saat. Dalam sehari
rata-rata otak atau pikiran tidak kurang dari 150.000 kali.
4. Makanan
dan minuman yang masuk ke otak atau pikiran tak ada seorang pun yang bisa
membantunya, hanya anda sendiri lah yang bisa mengontrolnya.
Jelas
sekarang, bahwa makanan dan minuman yang masuk ke oak atau pikiran anda itulahh
yang akan berdampak pada perasaan ataua suasana hati anda. Begitu pula yang di
alami oleh murid-murid anda. Anda memasukan makanan dan minuman yang tidak
menyehatkan ke dalam otak atau pikiran mereka (seperti kata-kata negatif,
tatapan mata sinis, raut muka kebencian, atau sikap dan perilaku tak
bersahabat), maka hampir bisa dipastikan perasaan atau suasana hati murid-murid
anda menjadi tidal nyaman. Dan ingat, kalau sampai ini terjadi, jangan harap
pembelajaran akan menjadi efektif.
Dengan
demikian menghadapi beragam murid yang tingkat kecerdasan sikap dan
perilakunyan juga bermacam-macam, anda tidak perlu mengembangkan pikiran
negatif. Sikapilah kondisi tersebut secara positif.
OTAK
DAN BELAJAR
Otak
manusia memiliki kemampuan belajar lima versi :
1. Versi
emosional. Dalam versi ini otak anda murid-murid anda mempelajari hal-hal yang
berkait dengan hasrat (passion). Karena berkaitan dengan hasrat, maka
pembelajaran yang anda desain haruslah menarik dan memotivasi. Disini anda
bertindak sebagai mentor bagi para murid dengan :
a. Menunjukan
antusiasme yang tulus kepada siswa
b. Membantu
siswa menemukan hasrat untuk belajar
c. Membimbing
siswa mewujudkan target pribadi yang masuk akal
d. Mendukung
siswa dalam upaya menjadi apa pun yang bisa mereka capai
2. Versi
sosial. Dalam versi ini otak anda dan murid-murid anda mempelajari hal-hal yang
berhubungan dengan interaksi sosial. Karena berkait dengan interaksi sosial,
maka pembelajaran yang anda rancang harus mampu menciptakan keakraban. Disini
anda berkedudukan sebagai mitra (partner) bagi para murid dengan :
a. Berkolaborasi
dengan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang nyata
b. Membantu
siswa meningkatkan toleransi terhadap perbedaan
c. Membimbing
siswa untuk fokus pada kelebihan ketimbang kelemahan pribadi
3. Versi
kognitif.dalam versi ini otak anda dan murid-murid anda mempelajari hal-hal
yang berhubungan dengan pengembangan rasio dan logika. Karena berkait dengan
pengembangan rasio dan logika, maka pembelajaran yang harus anda rancang adalah
pembelajaran yang memberikan inspirasi. Di sini anda berkedudukan sebagai
fasilitator bagi murid-murid anda dengan :
a. Mempelajari
aktivitas membaca, menulis, berhitung dan aktivitas pengambangan kecakapan
akademis lainnya
b. Membantu
siswa menemukan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang mereka hadapi
c. Membimbing
siswa untuk memahami dan mengerti atas berbagai fenomena di sekeliling mereka
4. Versi
fisik.dalam versi ini otak anda dan murid-murid anda mempelajari hal-hal yang
berhubungan dengan aktivitas fisik. Karena berkait dengan aktivitas fisik, maka
pembelajaran yang harus anda siapkan adalah pembelajaran yang energik dan
dinamis. Di sisni anda berkedudukan sebagai pelatih bagi murid-murid anda
dengan :
a. Melakukan
aktivitas pembelajaran yang melibatkan fisik/jasmani
b. Membantu
siswa menyiapkan sendiri bahan-bahan pelajaran yang mereka butuhkan
c. Membimbing
siswa untuk gemar bereksperimen dan berpetualang
5. Versi
refleksi. Versi ini otak anda dan murid-murid anda mempelajari hal-hal yang
berhubungan dengan eksistensi diri. Karena berkait dengan eksistensi diri, maka
pembelajaran yang harus anda siapkan adalah pembelajaran yang imajinatif. Di
sisni anda berkedudukan sebagai pencari baakat bagi murid-murid anda dengan :
a. Mengelabirasi
modalitas belajar dan kecerdasan majemuk siswa
b. Membantu
siswa mengingat kembali pengalaman-pengalaman positif dan prestatif
c. Membimbing
siswa mengenali lebih lanjut jauh siapa dirinya
d. Mendukung
siswa dalam upaya menciptakan visi hidupnya
OTAK
DAN MODALITAS
Setiap
orang memiliki modalitas belajar yang berbeda-beda. Ada yang menonjol visualnya
(belajar dengan melihat), ada yang menonjol auditorinya (belajar dengan
mendengar), dan ada pula yang menonjol kinestetiknya (belajar dengan bergerak).
Semua
modalitas belajar itu juga dimiliki oleh murid-murid anda. Mereka menerima
materi pembelajaran dari anda dengan cara yang berbeda. Karena itu, menggunaakn
metode pembelajaran yang variatif, diyakini oleh para ahli akan melahirkan
hasil belajar yang lebih baik.
Jika
kita memahami dengan benar bagaimana otak manusia bekerja, sangat penting
artinya bagi proses pembelajaran yang kita lakukan. Kalau selama ini anda
sering mengalami kesulitan dalam menciptakan suasana pembelajaran yang asyik,
nyaman, dan menyenangkan itu sama sekali bukan karena anda tidak berbakat.
Bukan anda tidak mampu. Tapi semata-mata karena bekal pemahaman anda tentang
otak belumlah memadai.
NILAI
AKADEMIS BUKAN SEGALANYA
Kepintaran
atau kecerdasan akademis, yang sering menggunakan parameter nilai atau indeks
prestasi, sekali lagi bukanlah segalanya. Setelah tidak sekolah alias bekerja,
nilai-nilai tadi sama sekali tidak ada gunanya. Karena nilai itu memang tidak
penting. Yang sesungguhnya terus berguna bagi kita tidak lain adalah penguasaan
ilmu pengetahuan, keterampilan dan kematangan pribadi. Bukan angka atau nilai.
Karena
itu, mulai saat ini anda sudah tidak boleh lagi menjadikan nilai atau
indeksprestasi sebagai satu-satunya ukuran penilaian terhadap keberhasilan
seorang murid.
KECERDASAN
KONVENSIONAL VERSUS KECERDASAN SUKSES
Anak
pertama disebut memiliki kecerdasan konvensional, sedangkan anak kedua memiliki
kecerdasan sukses. Kecerdasan konvensional adlah kecerdasan akademis, sedangkan
kecerdasan sukses yaitu sekumpulan kemampuan terpadu yang dibutuhkan seseorang
untuk mencapai kesuksesan itu, dalam konten sosio-kultural.
Orang
orang yang memiliki kecerdasan sukses adalah orang-orang yang mengenali
kekuatan-kekuatannya, dan dalam waktu yang sama mampu mengenali jalan atau cara
untuk memperbaiki atau mereduksi kelemahan-kelemahannya tersebut.
Selain
itu, orang-orang yang cerdas dan sukses juga berkemampuan menyesuaikan diri,
membentuk, dan memilih lingkungan dengan menggunakan keseimbangan antara
kemampuan analitis, kreatif dan praktis. Kemampuan analitis digunakan pada saat
orang menganalisis, mengevaluasi, membandingkan dan membedakan. Kemampuan
kreatif digunakan pada saat orang membuat, menciptakan, atau menemukan.
Sedangakkn kemampuan praktis digunakan pada saat orang mempraktikan,
menerapkan, atau menggunakan apa yang telah ia pelajari.
KECERDASAN
KONVENSIONAL VERSUS KECERDASAN MAJEMUK
Setiap
orang sesungguhnya memiliki karunia tuhan berupa kecerdasan majemuk (multiple
intelligence). Selain kecerdasan logis matematis (yang selama ini diidentikan
dengan kepandaian), setiap orang juga memiliki kecerdasan fisik, kecerdasan
intrapersonal, kecerdasan interpersonal dan kecerdasan maturalis.
Kareni
itu, sebagai guru anda tidakboleh terburu-buru menjatuhkan vonis bahwa anak
yang tidak menguasai matematika berarti bodoh. Atau anak IPA lebih pintar daripada
anak IPS. Atau anak yang nilai rapornya pas pasan berarti tidak bisa bersaing,
sehingga masa depannya suram. Jangan pernah anda lakukan itu. Tetaplah sebagai
guru, tidak perlu mencoba-coba jadi dukun atau paranormal.
WACANA
PRESTASI AKADEMIK VERSUS WACANA PERKEMBANGAN MANUSIA
Situasi
pendidikan seperti yang kita rasakan sampai saat ini sebenarnya merupakan
akibat dari berkembangnya wacana prestasi akademik yang telah melanda dunia
sejak diciptakannya tks kecerdasan (tes IQ) oleh alfred Binet 1905. Menurut
Thomas Armstrong banyak konsekuensi negatif, yaitu :
1. Wacana
prestasi akademik mengabaikan bidang-bidang tertentu dalam kurikulum yang
sebenarnya merupakan bagian dari pendidikan utuh yang di perlukan siswa guna
meraih keberhasilan dan pemenuhan dalam hidup.’’Karena fokus prestasi akademik
utamanya hanya pada mata pelajaran akademik inti (membaca, menulis, matematika
dan sains) maka bagian kurikulum yang di anggap sebelah mata (seni, musik,
olahraga dan sebagainya) cenderung diabaikan.
2. Wacana
prestasi akademik mendorong pengajaran sebatas pada persiapan menghadapi ujian.
Karena tes prestasi dijadikan tolak ukur satu-satunya atau faktor utama bagi
perkembangan siswa dan sekolah, pendidik akhirnya mengahadapi ujian dan menjauh
daru tujuan utama pembelajaran itu sendiri.
3. Wacana
prestasi akademik mendorong para murid menyontek dan menjiplak.
Tugas
guru bukablah menyiapkan para murid agar nilainya bagus dan lulus ujian. Tetapi
menyiapkan mereka agar menguasai ilmu pengetahuan. Keterampilan dan kematangan
pribadi yang dibutuhkan untuk meraih keselamatan dan kebahagiaan hidup, baik di
dunia maupun di akhirat, selama mereka berada di lingkungan sekolah.
PEMBELAJARAN
DAN PEMBENTUKAN KARAKTER
Strategi
mikro pembentukan karakter atau budi pekerti di tingkat sekolah meliputi KBM
(kegiatan belajar mengajar) di kelas, budaya sekolah (kegiatan/aktivitas
keseharian di sekolah), dirumah dan masyarakat, harus berjalan secara stimultan
dan sinergis. Karena itu, saya menerjemahklan senua itu dalam langkah-langkah
implementasi berikut ini.
Dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar, seorang guru selain menjalankan tugas
pokok dan fungsi atau tupoksinya, selain tentunya menjadi teladan bagi
murid-muridnya. Tugas ini sejalan dengan istilah guru itu digugu dan ditiru.
Disamping itu guru juga senantiasa membentuk ABC-nya, attitude (sikap), belief (keyakinan), dan commitmen
(komitmen), melalui pembelajaran yang menjunjung tinggi harkat dan martabat
sebagai manusia yang memiliki keunikannya masing-masing.
Kegiatan
ekstrakurikuler juga berpotensi membentuk karakter positif murid, jika
diselenggarakan dengan sungguh-sungguh. Sebab banyak kegiatan ekstrakurikuler
yang mampu membentuk sportivitas, etika, estetika, kerja sama, perasaan
senasib, dan lain-lain. Karena itu, kegiatan tidakboleh lagi dilaksanakan
asal-asalan atau setengah hati. Dan penghargaan sekolah terhadap prestasi murid
di bidang ini juga harus berimbang dengan mereka yang berprestasi secara
akademik.
MENJADI
GURU YANG LEBIH MANUSIAWI
Guru
saatnya berubah menjadi lebih baik lagi dan keluar dari belenggu zona nyaman
yang telah membelenggu anda bertahun-tahun.
MODEL
QUANTUM TEACHING
Seorang
guru harus meraih sepenuhnya hak mengajarnya karena murid telah memberikannya
secara sukarela kepadanya.
Pertama,
bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita kedalam dunia
mereka. Kaidah ini memberikan petunjuk kepada kita bahwa sebelum kita mengajar,
kita harus bisa diterima dengan baik oleh murid-murid kita.
Kedua,
pembelajaran model ini merupakan perpaduan dari berbagai pendekatan teori
pendidikan. Dengan begitu pembelajaran ini bisa membantu anda untuk menciptakan
suasana pembelajaran yang segar, aktratif, dan menyenangkan.
MODEL
PERKEMBANGAN MANUSIA
Pertama,
menjadi manusia seutuhnya adalah bagian terpenting dari belajar. Ini sesuai
dengan makna kata pendidikan yang berasal dari bahasa latin educare artinya
untuk memajukan.
Kedua,
mengukur pertumbuhan pembelajaran di tengah pengalaman belajar itu sendiri.
Artinya, yang terpenting dalam mengevaluasi belajar para murid bukan terletak
pada hasil.
Ketiga,
wacana perkembangan manusia lebih menyulai kurikulum yang lebih fleksibel,
dibuat untuk individu dan yang memberi murid pilihan bermakna.
Keempat,
metode penilaian kemajuan murid lebih menekankan pada penilaian ipsatif.
Artinya, kemajuan belajar seorang murid tidak lagi di bandingkan dengan murid
lainnya, atau standar normatif tertentu, tetapi dengan dirinya sendiri pada
masa yang lalu.
MODEL
SEKOLAH DAN GURUNYA MANUSIA
Sekolah
manusia adalah sekolah yang menghargai berbagai kecerdasan murid. Ada beberapa
prinsisp yang perlu dilaksanakan untuk menjadikan sekolah sebagai berikut:
1. Prinsip
‘religion and character building’.
2. Prinsip
‘agent of change’
3. Prinsip
‘the best process’
4. Prinsip
‘the best teacher’
5. Prinsip
‘active learning’
6. Prinsip
‘applied learning’
7. Prinsip
management control’
8. Prinsip
‘multiple intelligence research’
SAATNYA
GURU MENJADI AGEN PERUBAHAN
Setiap
orang, dalam peran dan fungsinya masing-masing memiliki kesanggupan untuk
menjadi katalisator terciptanya perubahan. Apakah itu untuk dirinya sendiri
maupun untuk kepentungan pihak lain. Dan untuk menjadi katalisator perbuhan
pihak lain. Dan untuk menjadi katalisator perubahan itu, kesempatan itu selalu
ada. Karena setiap detik, menit jam, hari, dan seterusnya adalah kesempatan
yang disediakan Tuhan bagi siapa saja yang ingin melakukan perubahan. Tak
terkecuali guru.
Perubahan,khususnya
yang terjadi pada diri manusia. Bisa dipilah menjadi dua kategori yaitu
perubahan yang bersifat sementara dan perubahan yang bersifat permanen.
Perubahan yang bersifat sementara, baisanya berhubungan dengan perasaan, sedang
perubahan yang permanen umumnya berhubungan dengan perubahan pikiran. Maka bisa
dipahami, jika ada orang ikut diklat atau pembelajaran yang mengaduk-ngaduk
emosi, sehingga peserta sampai menangis tersedu-sedu misalnya. Dampak perubahan
yang ditimbulkan saat itu memnag luar biasa. Tapi biasanya tidak berlangsung
lama. Begitu ia kembali ke habitatnya,ia juga akan segera kembali ke selera
asal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar